Keseimbangan Ekosistem

Apabila kita mendengar tentang penebangan hutan, saat ini seperti sudah tidak terkendali. Pohon-pohon di hutan banyak ditebangi, kemudian lahannya digunakan untuk berbagai keperluan manusia, akibatnya banyak lahan yang menjadi gundul. Lalu apa pengaruhnya bagi ekosistem hutan?

Lingkungan terdiri atas makhluk hidup dan benda tak hidup. Dalam suatu lingkungan terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan benda tak hidup. Hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut ekosistem. Apabila salah satu komponen terusik, keseimbangan ekosistem akan terganggu. Lalu kegiatan apa sajakah yang memengaruhi keseimbangan ekosistem?

Pada bab ini kita akan mempelajari berbagai kegiatan manusia yang dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem. Kita juga akan mempelajari bagian tubuh hewan dan tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya sehingga memengaruhi keseimbangan ekosistem.

A. Kegiatan Manusia yang Memengaruhi Ekosistem

Salah satu ciri makhluk hidup yaitu memerlukan makanan agar tetap hidup. Begitupun manusia. Manusia juga melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, tanpa disadari kegiatan manusia ternyata dapat memengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya. Jika suatu ekosistem berubah, maka makhluk hidup penghuni ekosistem tersebut juga akan berubah. Hal ini dapat memengaruhi keseimbangan pada ekosistem tersebut. Lalu kegiatan apa saja yang memengaruhi keseimbangan ekosistem? Ayo, kita pelajari bersama.

1. Penebangan Hutan secara Liar
Hutan adalah hamparan lahan yang banyak ditumbuhi pepohonan. Hutan merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki banyak manfaat. Hutan menyediakan tempat hidup bagi hewan dan tumbuhan. Hutan mampu menahan air hujan sehingga sumber air selalu tersedia. Berbagai jenis tumbuhan berkayu juga banyak terdapat di hutan.

Manusia sering memanfaatkan sumber daya hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka menebang pohon di hutan untuk diambil kayunya. Selain itu, manusia menebangi pohon untuk lahan pertanian atau permukiman. Namun, penebangan hutan seringkali tidak terkendali. Manusia hanya memikirkan semua kebutuhan yang mereka perlukan tanpa memedulikan alam. Menurut perkiraan Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar 4,4 juta hektar hutan di dunia ditebang setiap tahunnya.

Hutan yang ditebangi secara liar mengakibatkan tanah menjadi gundul. Tidak ada tumbuhan yang menutupi permukaan tanah. Ketika hujan turun, air tidak dapat diserap oleh akar tumbuhan. Akibatnya, air mengalir deras dan menghanyutkan permukaan tanah bagian atas. Kita juga tentu mengetahui, bahwa permukaan atas tanah mengandung humus. Bila humus tersapu oleh air hujan, tanah menjadi tidak subur. Kehidupan organisme tanah juga akan terganggu. Tidak hanya itu, hutan yang gundul dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Air hujan tidak dapat ditahan oleh tanah karena tidak adanya akar tumbuhan. Air mengalir deras dan mengakibatkan banjir. Air hujan yang jatuh di lahan gundul dan miring juga dapat melongsorkan tanah.

Hewan yang hidup di hutan juga ikut terganggu. Mereka kehilangan tempat tinggal dan tempat mencari makan. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang mati saat hutan ditebangi. Hewan yang kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan mulai mencari tempat baru. Sasaran mereka adalah permukiman penduduk. Kita sering mendengar, ada hewan ternak yang dimangsa oleh binatang buas. Hewan-hewan di hutan yang kehilangan tempat tinggal mulai merambah permukiman penduduk untuk mencari makan. Tentu saja hal ini akan sangat meresahkan penduduk desa.

2. Penggunaan Bahan Kimia
Pada zaman sekarang, bidang pertanian banyak menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida untuk memberantas hama serangga. Pemakaian pestisida yang tidak tepat akan mengakibatkan serangga kebal terhadap pestisida tertentu. Hama serangga yang kebal terhadap pestisida akan cepat berkembang biak. Akibatnya, populasi serangga tersebut akan merusak tumbuhan yang sedang dibudidayakan manusia.

Pemakaian pestisida secara berlebihan selain dapat membasmi serangga perusak juga dapat membasmi hewan lain yang bukan perusak. Bahan kimia tersebut juga dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Bahan kimia mudah larut dalam air yang digunakan petani untuk mengairi sawah. Hal ini dapat mengakibatkan air sawah tercemar karena bercampur dengan bahan kimia.

Air sawah yang telah tercemar akan masuk ke lingkungan perairan sehingga membahayakan makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya. Kesehatan manusia dapat terganggu karena air yang dimanfaatkan mengandung racun. Bahan kimia yang telah mencemari tanah dapat membuat tanah menjadi tidak subur. Tumbuhan yang hidup di atasnya akhirnya mati. Selain itu, hewan yang hidup di perairan maupun di dekat perairan dapat mati karena keracunan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati saat menggunakan bahan kimia.

3. Pembuangan Limbah Rumah Tangga dan Limbah Industri
Setiap hari ada saja sampah rumah tangga yang kita buang. Seharusnya kita membuang sampah di tempat pembuangan sampah. Namun, kebanyakan masyarakat membuang sampah ke sungai. Kegiatan ini dapat mengakibatkan pencemaran air. Sampah mengandung racun dan bibit penyakit. Akibatnya, penyakit dapat tersebar. Bibit penyakit dan racun dapat meracuni tumbuhan dan hewan yang hidup di sungai. Selain itu, bahan beracun juga dapat meracuni manusia yang menggunakan air sungai tersebut untuk minum, mandi, dan mencuci. Sampah yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan banjir. Sampah tersebut dapat menghambat aliran air sungai. Akibatnya, air sungai meluap dan terjadilah banjir.

Selain rumah tangga, industri juga dapat menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Kegiatan di industri akan mengeluarkan sisa-sisa atau buangan berupa asap, limbah padat maupun limbah cair. Asap pabrik dapat menimbulkan pencemaran udara. Udara yang tercemar membahayakan makhluk hidup. Limbah padat maupun cair yang dibuang ke sungai dapat menimbulkan pencemaran air. Air yang tercemar mengandung racun dan membahayakan kehidupan makhluk hidup. Demikian pula terhadap kesuburan tanah. Tanah menjadi tidak subur jika terkena pencemaran. Saat ini, mulai diusahakan adanya penampungan limbah industri yang kemudian didaur ulang. Hasil penampungan ini tidak dibuang ke daerah permukiman penduduk, sehingga tidak membahayakan masyarakat.

Pencemaran lingkungan memberi dampak negatif pada kehidupan manusia. Pencemaran menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu serta memengaruhi aktivitas, kesehatan, dan keselamatan makhluk hidup. Salah satu upaya pengendalian pencemaran lingkungan adalah kegiatan daur ulang (recycle). Selain ramah lingkungan, kegiatan daur ulang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan membuka lapangan kerja baru.

4. Perusakan Terumbu Karang
Terumbu karang adalah salah satu jenis ekosistem di dalam laut. Ribuan jenis tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup laut lainnya hidup di terumbu karang. Satu terumbu karang dapat menjadi tempat hidup bagi 3.000 spesies karang, siput, udang, dan ikan. Terumbu karang dapat dijumpai di perairan laut tropis. Terumbu karang terbesar adalah Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef ) di Australia, yang memiliki bentang panjang 2.000 kilometer.

Pada umumnya, terumbu karang di laut berumur antara 5.000 sampai dengan 10.000 tahun. Tua sekali bukan? Bahkan ada terumbu karang yang lebih tua lagi hingga jutan tahun yang dijumpai dalam keadaan mati.

Namun, keberadaan terumbu karang sekarang ini terancam kepunahan. Adanya pencemaran air memengaruhi keseimbangan ekosistem terumbu karang. Hal ini semakin diperparah karena tindakan nelayan yang menggunakan peledak untuk menangkap ikan, sehingga dapat merusak formasi terumbu karang. Selain itu, jumlah karang semakin berkurang karena banyak diambil untuk dijual sebagai barang cinderamata.

5. Perburuan Hewan secara Liar
Perburuan binatang banyak dilakukan karena beberapa alasan. Ada yang berburu binatang karena sekadar hobi atau untuk kepentingan ekonomi. Kebanyakan hewan diburu untuk ditangkap kemudian dijual atau diambil daging dan kulitnya. Beberapa binatang langka yang menjadi sasaran para pemburu antara lain paus, harimau, buaya, kijang, badak, dan penyu.

Perburuan hewan secara liar menyebabkan penurunan jumlah hewan tersebut sehingga terancam punah. Hal ini akan memengaruhi siklus rantai makanan yang terjadi di alam. Akibatnya, keseimbangan ekosistem alam akan terganggu.

B. Bagian Tubuh Tumbuhan yang Sering Diambil Manfaatnya

Bahan makanan yang dikonsumsi manusia sebagian besar berasal dari tumbuhan. Bagian yang dimakan biasanya daun dan buahnya. Pohon-pohon besar diambil batangnya untuk kegiatan industri. Pengambilan bagian tumbuhan tersebut tidak akan merubah keseimbangan ekosistem bila dalam jumlah yang normal. Dalam hal ini manusia berperan penting dalam menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem hutan.

Tumbuhan yang sering diburu dan dimanfaatkan, misalnya jati, cendana, bunga Rafflesia arnoldii, kayu hitam atau kayu eboni, dan gaharu. Beberapa dari tumbuhan tersebut terancam punah karena diambil terus-menerus tanpa ada usaha pelestarian. Contoh beberapa tumbuhan yang terancam punah yaitu pohon cendana dan gaharu.

Kayu jati banyak dimanfaatkan manusia untuk membuat peralatan rumah tangga karena sifatnya yang kuat dan tidak mudah patah. Banyak industri mebel dan ukiran menggunakan kayu jati sebagai bahan baku. Akibatnya, pengambilan pohon jati secara besar-besaran di hutan banyak dilakukan oleh para pengusaha. Bahkan pohon jati yang belum siap tebang pun terpaksa diambil untuk memenuhi kebutuhan produksi.

Kayu cendana juga banyak diincar oleh para pengusaha. Selain harganya mahal, kayu cendana juga sangat baik untuk membuat peralatan rumah tangga, hiasan, dan barang cinderamata. Kayu cendana ada yang beraroma wangi. Kayu cendana juga digunakan untuk wewangian.

Pengambilan kayu jati dan cendana secara besar-besaran dapat mengancam keberadaan kedua tumbuhan tersebut. Jika pengambilan kayu jati dan cendana tidak terkendali, mungkin 10 tahun mendatang kedua tumbuhan tersebut langka dijumpai. Rafflesia arnoldii dipercaya berkhasiat sebagai tanaman obat. Bunga berukuran raksasa tetapi mudah rapuh. Kuncup dan bunga ini dapat digunakan sebagai bahan obat. Rafflesia arnoldii tumbuh di hutan. Budidaya tumbuhan ini hampir tidak mungkin, menjaga hutan adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkannya.

Kayu hitam atau sering disebut kayu eboni banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Ketinggian pohon kayu hitam dapat mencapai 40 meter. Selain sebagai bahan bangunan, kayu hitam dimanfaatkan untuk tiang jembatan dan peralatan rumah tangga.

Gaharu banyak diburu karena aromanya. Gaharu digunakan sebagai bahan wewangian yang mahal. Namun, jika pengambilan pohon di hutan tidak dikendalikan mulai dari sekarang, keseimbangan lingkungan dapat terganggu. Penebangan liar mengakibatkan hutan gundul dan punahnya beberapa jenis tumbuhan dan hewan. Beberapa cara yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan adalah dengan tebang pilih dan reboisasi.

C. Bagian Tubuh Hewan yang Sering Diambil Manfaatnya

Masyarakat biasanya mengambil daging hewan untuk dikonsumsi. Namun, dengan kemajuan zaman, makin banyak bagian tubuh hewan yang digunakan. Padahal ancaman kepunahan terhadap keanekaragaman hayati di dunia sudah mengkhawatirkan karena jumlahnya di alam tinggal sedikit.

Beberapa contoh hewan darat yang terancam punah antara lain panda, harimau, badak, koala, dan gajah. Hewan-hewan tersebut terancam punah karena banyak diburu oleh manusia. Perburuan hewan dilakukan atas berbagai alasan yang hanya untuk kepentingan manusia semata. Manusia tidak memerhatikan bahwa dampak yang akan terjadi ternyata sangat merugikan kelangsungan hidup organisme yang bersangkutan.

Harimau diburu karena khasiatnya. Bola mata harimau dianggap sebagai obat epilepsi dan malaria. Bulunya dipercaya sebagai obat sakit gigi. Otaknya digunakan orang sebagai obat jerawat. Lemaknya dikatakan sebagai obat rematik. Kukunya dapat berkhasiat mengatasi insomnia. Ekornya dipercaya sebagai obat penyakit kulit. Selain itu, bulunya dapat dijadikan bahan pakaian atau mantel.

Badak di Asia Timur diburu karena cula badak dianggap berkhasiat sebagai obat. Di Timur Tengah, cula badak sering digunakan untuk membuat gagang pedang bernilai tinggi.

Gajah banyak diburu untuk diambil gadingnya. Gading gajah memiliki nilai jual yang tinggi. Harga gading gajah mahal. Gading gajah dijadikan barang kerajinan tangan maupun benda dekorasi penghias rumah. Para pemburu gajah sering menangkap dan membunuh gajah hanya untuk mengambil gadingnya saja. Perburuan gading gajah yang terus meningkat mengancam keberadaan gajah.

Ular dan buaya juga sering diburu untuk diambil kulitnya. Kulit ular dan buaya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tas, ikat pinggang, dan dompet.

Burung cenderawasih dan merak juga banyak diburu untuk diambil bulunya. Bulu burung cenderawasih dan merak sangat indah. Bulu cenderawasih digunakan sebagai hiasan pada topi. Suku Asmat di Irian Jaya menggunakan bulu cenderawasih sebagai penghias kepala. Burung cenderawasih termasuk kelompok hewan yang dilindungi karena keberadaannya yang sudah sangat sedikit. Selain itu, burung cenderawasih hanya dapat dijumpai di daerah Irian Jaya.

Bulu burung merak digunakan sebagai penghias reog. Keberadaan burung merak semakin sedikit karena terus diburu. Bahkan sekarang ini, para seniman reog harus mendatangkan bulu merak dari India untuk menghias topeng mereka. Hal ini dikarenakan bulu merak susah diperoleh karena jumlah merak berkurang.

Kepunahan hewan langka berakibat buruk pada kelestarian jenis hewan tersebut. Selain itu, kepunahan hewan dapat menyebabkan keseimbangan ekosistemnya terganggu karena terputusnya rantai makanan. Hal ini dapat dicegah dengan menghentikan perburuan liar dan membudidayakan hewan tersebut. Budidaya dapat dilakukan secara alami atau menggunakan teknologi.
LihatTutupKomentar