Bagian-bagian dan Fungsi Darah

Terdiri atas apakah darah itu? Bila kita amati secara sepintas, darah manusia seolah-olah seperti cairan biasa.

Akan tetapi bila diamati dengan menggunakan mikroskop, maka darah bukan hanya sekedar cairan biasa. Darah merupakan jaringan khusus dengan berbagai butiran darah yang mengapung pada cairan darah. Cairan darah berupa plasma darah. Butiran darah berupa sel darah yang terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Darah manusia dewasa sebanyak kurang lebih 5,7 liter.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Pada serangga, darah atau lebih dikenal sebagai hemolimfe tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.

Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas.

Bagian-bagian Darah

1. Plasma Darah
Plasma darah berwarna jernih kekuning-kuningan dan merupakan bagian tidak hidup dari darah. Plasma darah mempunyai beberapa fungsi, antara lain untuk mengangkut asam amino dan glukosa yang telah diserap di usus halus. Selain itu, plasma darah juga membawa zat sisa untuk dilepaskan melalui ginjal dan kelenjar keringat. Bagian dari plasma ini 90% berupa air. Sisanya, berupa garam, mineral, zat sisa, urea, hormon, vitamin, lipid, glukosa, asam amino, dan beberapa senyawa penting yang disebut protein darah (protein plasma). Bila protein darah diendapkan, maka akan ditemukan cairan bening yang dinamakan serum.

Ada tiga macam protein plasma dengan masing-masing fungsinya, sebagai berikut.
  1. Albumin. Protein ini seperti putih telur yang berfungsi mengentalkan darah.
  2. Globulin. Sejenis protein yang dihasilkan oleh sel limfa. Protein ini merupakan penyusun antibodi yang digunakan sebagai pembunuh penyakit.
  3. Fibrinogen. Protein ini berfungsi dalam proses pembekuan darah.
2. Butiran Darah
Butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit atau sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen. Leukosit atau sel darah putih berfungsi untuk membunuh bibit penyakit. Trombosit atau keping darah berfungsi untuk membekukan darah.

a. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah disebut juga dengan eritrosit. Warna merah pada eritrosit disebabkan oleh zat warna darah yang disebut hemoglobin (Hb). Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum merah tulang. Pada orang dewasa, dalam satu jam kira-kira dibentuk 100 juta sel darah merah. Ini berkaitan dengan umur sel darah merah yang hanya maksimal 120 hari. Selanjutnya, sel darah merah akan mati dan dihancurkan kembali oleh hati. 

Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin), sedangkan zat besinya digunakan kembali dalam pembentukan sel darah merah yang baru. Dapatkah jumlah sel darah merah berkurang? Orang yang sedang diet dengan menu yang selalu kekurangan zat besi dapat mengakibatkan pembentukan sel darah merahnya terhambat. Jumlah sel darah merah berkurang, begitu juga hemoglobinnya. Biasanya orang yang kekurangan sel darah merah cepat merasa lelah dan mukanya pucat. Kelainan ini disebut kurang darah (anemia).

Eritrosit berbentuk pipih, dengan diameter 7,5  µm, di bagian tengahnya cekung  (bikonkaf), dan tidak memiliki inti. Setiap 1 mm3 darah mengandung lebih kurang 5 juta sel darah merah. Butir darah merah mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin  atau zat warna darah adalah suatu senyawa protein yang mengandung unsur besi. Fungsi utama Hb adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh jaringan tubuh. 

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa di paru-paru terjadi reaksi antara oksigen dengan Hb sebagai berikut:

2Hb2 + 4O2 > 4HbO2

Oksihemoglobin (HbO2) akan beredar ke seluruh sel-sel tubuh. Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb sebagai berikut:

4HbO2 > 2Hb2 + 4O2

b. Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel darah putih disebut juga leukosit. Pembentukannya di dalam sumsum merah tulang. Pada orang dewasa normal, kurang lebih terdapat 6.000-9.000 sel darah putih pada setiap 1 mm3 darah atau kira-kira ada 1 sel darah putih di antara 700 sel darah merah. 

Sel darah putih tidak mempunyai hemoglobin tetapi mempunyai inti. Bentuknya tidak tetap sehingga dapat berubah-ubah dan tidak berwarna. Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan sel darah merah. Sel darah putih berumur kurang lebih 12 hari. Secara umum, fungsi sel darah putih adalah untuk mematikan bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan menjaga pertahanan tubuh.

Pada sel darah putih terdapat 5 macam bentuk, jumlah dan fungsinya berbeda. Kelima macam sel darah putih tersebut adalah monosit, limfosit, basofil, eosinofil, dan neutrofil.

1. Neutrofil
Neutrofil merupakan 60-70% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil dapat bergerak secara ameboid dari darah dan masuk ke jaringan yang terinfeksi, lalu menghancurkan mikroba yang ada. Gerak neutrofil terjadi karena adanya sinyal kimiawi dari daerah yang terinfeksi. Neutrofil hanya berumur sekitar 6-20 jam.

2. Monosit
Monosit terdapat sekitar 5% dari jumlah sel darah putih. Walapun begitu, monosit merupakan fagosit yang efektif. Monosit beredar di dalam darah selama beberapa jam, kemudian berpindah ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan berkembang menjadi makrofag. Makrofag merupakan sel fagositik terbesar, paling efektif dan berumur panjang. Makrofag mempunyai arti secara harfiah "pemakan besar". Makrofag bersifat ameboid, dan dapat merentangkan pseudopodia untuk menarik mikroba. 
Beberapa makrofag menetap di organ dan jaringan tubuh tertentu. Misalnya, di paru-paru ada makrofag alveolar dan di hati ada sel kupffer. Makrofag juga terdapat di nodus limfa dan limpa.

3. Eosinofil
Eosinofil kira-kira berjumlah 15% dari jumlah sel darah putih. Eosinofil hanya sedikit bersifat fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur. Eosinofil berfungsi untuk melawan parasit besar seperti cacing dengan cara menghancurkan dinding luar tubuh cacing.

4. Basofil
Granula basofil mengandung histamiin. Histamin adalah salah satu sinyal kimia yang akan dikirimkan jika terjadi luka dan peradangan. Basofil diduga terlibat dalam reaksi alergi atau melawan protein asing yang masuk.

5. Limfosit
Vertebrata mempunyai dua macam sel limfosit, yaitu sel B (limfosit B) dan sel T (limfosit T). Limfosit dibuat di sumsum tulang dan hati (pada fetus). Mula-mula, semua limfosit sama, tetapi kemudian berdiferensiasi menjadi sel B atau sel T, tergantung tempat pematangannya. Limfosit yang berpindah dari sumsum tulang ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit yang tetap berada di sumsum  tulang berkembang menjadi sel B. Sel B dan sel T yang matang banyak ditemukan di nodus limfa, limpa, dan organ limpatik lain. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan zat asing yang masuk.

c. Keping Darah (Trombosit)

Biasanya keping darah disebut juga platelet atau trombosit. Selnya tidak berinti dan ukurannya hanya 1/3 ukuran sel darah merah. Setiap 20 sel darah merah terdapat satu trombosit atau setiap 1 mm3 darah mengandung 200.000 trombosit.Sel ini dibentuk di dalam sumsum merah tulang. Umurnya hanya sekitar 8 hari. Keping darah ini berfungsi dalam proses pembekuan darah.

B. Fungsi Darah
Seperti telah diuraikan di atas, darah terdiri atas banyak komponen. Setiap komponen mempunyai fungsi tertentu. 

Berdasarkan hal tersebut, maka fungsi darah adalah sebagai berikut.

1. Darah sebagai Alat Angkut

Banyak zat di dalam tubuh manusia yang perlu diangkut oleh darah. Zat-zat tersebut, antara lain, oksigen, sarisari makanan, dan zat sisa.

a. Oksigen (O2)
Zat ini diangkut ke seluruh jaringan tubuh. Tugas tersebut dilaksanakan oleh sel darah merah, khususnya hemoglobin.

b. Sari-Sari Makanan
Sari-sari makanan yang diperoleh dari hasil pencernaan dalam usus akan diserap oleh jonjot usus. Sari-sari makanan ini akan diangkut ke hati untuk diubah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pengangkutan sari-sari makanan tersebut dilakukan oleh plasma darah.

c. Zat Sisa
Zat sisa dihasilkan oleh jaringan tubuh. Bila menumpuk dalam tubuh, zat sisa ini dapat membahayakan. Oleh karena itu, zat tersebut perlu dikeluarkan. Untuk keperluan inilah, maka darah, khususnya plasma darah akan mengangkutnya dari jaringan ke organ pengeluaran. Karbondioksida (CO2) diangkut menuju ke paruparu, dan urea diangkut ke ginjal.

2. Darah sebagai Pembunuh Kuman Penyakit
Kuman-kuman yang masuk dan mengganggu tubuh akan dihancurkan oleh sel darah putih. Selain itu, apabila ada protein asing yang masuk dan mengganggu tubuh, maka sel darah putih akan membuat zat antibodinya. Oleh karena itu, sel darah putih mempunyai peranan pokok sebagai alat pertahanan tubuh.

3. Darah sebagai Penghalang Masuknya Kuman Penyakit
Bila terjadi luka, maka darah akan terinfeksi oleh kuman penyakit. Namun, adanya keping-keping darah dalam proses pembekuan darah, maka kuman yang akan menginfeksi terhalang masuk.

4. Darah sebagai Penjaga Suhu Tubuh
Pada keadaan normal, suhu tubuh manusia tetap stabil sekitar 37°C walaupun suhu lingkungan meningkat atau menurun. Hal ini sangat dimungkinkan karena penyebaran energi panas dilakukan oleh darah. Akibatnya, energi panas tersebut dapat menyebar secara merata ke seluruh tubuh. Bila suhu lingkungan terlalu tinggi, maka pembuluh darah dan pori-pori kulit akan melebar sehingga aliran darah lancar. Pada saat inilah darah akan mengeluarkan air dari dalam kapiler darah menuju ke permukaan kulit melalui pori-pori. Air yang keluar berupa keringat. Panas dari lingkungan yang menyengat tubuh akan digunakan untuk menguapkan keringat sehingga suhu tubuh tidak meningkat.

Sebaliknya, pada saat suhu lingkungan sangat rendah atau terlalu dingin, tubuh kita akan menggigil. Pada saat berkontraksi, terjadi pembongkaran zat makanan sehingga dihasilkan panas. Panas inilah yang akan menjaga stabilitas suhu tubuh. Jadi, peristiwa menggigil pada saat kedinginan dan berkeringat pada saat kepanasan merupakan mekanisme stabilitas suhu tubuh.

C. Golongan Darah
Mengapa diadakan penggolongan darah? Penggolongan darah sangat bermanfaat dalam peristiwa tranfusi darah. Tranfusi darah adalah memindahkan darah dari seseorang kepada orang lain yang membutuhkannya. Orang yang memberikan darah disebut donor, sedangkan penerimanya disebut resipien. 

Golongan darah donor dan resipen harus sesuai. Apabila golongan darah donor dan resipien tidak sesuai, maka dapat terjadi peristiwa penggumpalan darah. Penggumpalan yang hebat dapat menyebabkan kematian. Itulah sebabnya sebelum seseorang mendapatkan transfusi darah, maka harus dicek terlebih dahulu kesesuaian golongan darahnya. 

Orang yang pertama kali menggolongkan darah adalah Karl Landsteiner, seorang berkebangsaan Austria (1868-1947) dengan sistem ABO-nya. 

Ada empat macam golongan darah pada sistem ABO, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Golongan darah A dapat didonorkan ke golongan darah A dan AB serta dapat menerima darah dari golongan O dan A. Golongan darah B dapat didonorkan ke golongan darah B dan AB serta dapat menerima darah dari golongan O dan B. Golongan darah AB hanya dapat didonorkan ke golongan darah AB, tetapi dapat menerima semua golongan darah.Golongan darah O dapat didonorkan ke semua golongan darah, tetapi hanya dapat menerima darah dari golongan O. Golongan darah O disebut donor universal, sedangkan golongan darah AB disebut resipien universal.

D. Sistem Peredaran Darah
Peredaran darah adalah pergerakan darah ke seluruh tubuh. Peredaran darah kita ada dua macam, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.

1. Macam-Macam Peredaran Darah

a. Peredaran Darah Kecil
Dalam peredaran darah kecil, darah dari bilik kanan jantung dipompa keluar menuju ke paru-paru untuk melepaskan CO2. Di dalam paru-paru, darah tersebut lalu mengangkut O2. Darah yang mengangkut O2 itu selanjutnya dipompa menuju serambi kiri lalu ke bilik kiri jantung.

b. Peredaran Darah Besar
Dalam peredaran darah besar, darah dari bilik kiri jantung dipompa ke seluruh tubuh (selain paru-paru) untuk melepaskan O2 ke sel-sel seluruh tubuh. Setelah melepas O2, darah dipompa kembali ke serambi kanan lalu ke bilik kanan jantung sambil mengangkut CO2. Alat atau organ tubuh yang berperan penting dalam proses peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah.

2. Alat-Alat Peredaran Darah dan Cara Kerjanya

a. Jantung
Sebenarnya, jantung termasuk pembuluh darah, tetapi mempunyai fungsi khusus. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, jantung mengalami perubahan bentuk, disesuaikan dengan fungsi khususnya tersebut.

Jantung manusia berjumlah satu buah. Ukurannya sebesar kepalan tangan orang yang bersangkutan dan berbentuk kerucut terbalik. Pada orang dewasa, berat jantung kurang lebih 300 g. Jantung terletak di rongga dada agak ke kiri.

Jantung manusia terdiri atas empat ruang yang terpisah secara sempurna, yaitu dua serambi (kiri dan kanan) dan dua bilik (kiri dan kanan). Serambi adalah ruang untuk menerima dan menampung darah yang masuk ke dalam jantung. Bilik adalah ruang untuk menampung darah yang akan dipompakan ke seluruh tubuh.

Bagian jantung yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh adalah bilik. Bilik mempunyai dinding yang tebal. Serambi berfungsi memompa darah masuk ke bilik. Dinding serambi lebih tipis daripada dinding bilik.Untuk menjaga agar aliran darah hanya bergerak ke satu arah, maka di antara bilik dan serambi terdapat klep (katup). Katup tersebut dapat mencegah darah kembali lagi ke serambi bila telah masuk ke dalam bilik. Ruang jantung sebelah kiri terisi darah yang mengandung oksigen (darah bersih). Ruang jantung sebelah kanan terisi darah yang mengandung karbondioksida (darah kotor).

Darah bersih yang ada di dalam bilik kiri, dipompa menuju ke seluruh tubuh. Setelah terjadi pertukaran zat di jaringan tubuh, darah kembali ke jantung dan masuk ke dalam serambi kanan. Pertukaran zat di sini adalah oksigen dan zat makanan diberikan ke jaringan, sedangkan karbondioksida dan zat-zat sisa diambil. Selanjutnya, darah di dalam serambi kanan dipompa ke dalam bilik kanan. Darah yang ada di dalam bilik kanan kemudian dipompa ke paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Oksigen diambil, sedangkan karbondioksida dan zat sisa (misalnya, air) dikeluarkan. Darah yang keluar dari paru-paru menjadi berisi banyak oksigen. Darah tersebut kemudian kembali ke jantung, masuk ke dalam serambi kiri, lalu dipompakan ke dalam bilik kiri. Begitu seterusnya.

Cara Kerja Jantung
  1. Serambi mengembang, darah dari pembuluh balik terisap masuk ke dalam serambi.
  2. Serambi menguncup, bilik mengembang, darah dari serambi dipompa masuk ke dalam bilik. Darah yang ada di dalam serambi tidak dapat kembali ke dalam pembuluh balik karena adanya klep pada pembuluh balik. Hal inilah yang menyebabkan arah aliran darah selalu menuju ke bilik.
  3. Bilik menguncup, darah tidak dapat kembali ke serambi karena adanya klep di antara serambi dan bilik. Darah hanya mengalir ke dalam pembuluh nadi, dan seterusnya.
b. Pembuluh Darah

Pembuluh darah adalah saluran pengaliran darah. Berdasarkan aliran darahnya, pembuluh darah dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena). Arteri memiliki arah aliran darah dari jantung, sedangkan vena memiliki arah aliran darah menuju ke jantung. Arteri selalu berdenyut karena menerima dan meneruskan denyut jantung. Oleh karena itu, jumlah denyut jantung per menit dapat dihitung dengan mengukur jumlah denyut arteri (denyut nadi) per menit. Berdasarkan ukurannya, arteri dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Berturut-turut dari yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu aorta, arteriol, dan kapiler. Sementara itu, vena dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Berturut-turut dari yang terkecil sampai yang terbesar, yaitu venula dan vena cava. Ukuran venula hampir sama dengan kapiler.

E. Penyakit yang Berhubungan dengan Alat Peredaran Darah Manusia 
Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan darah, seperti ginjal dan kencing manis. Apakah ginjal itu? Ginjal adalah organ tubuh yang bertugas menyaring darah. Hasil saringan darah yang dikeluarkan ginjal disebut air seni (urine). Jika urine seseorang mengandung protein, maka orang tersebut berpenyakit ginjal. Jika urine seseorang mengandung gula, berarti orang tersebut berpenyakit kencing manis.

1. Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal yang banyak diderita adalah radang ginjal. Penyakit ini menyebabkan ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Penyakit ginjal disebut pula gagal ginjal. Penderita gagal ginjal dianjurkan untuk melakukan cuci darah atau cangkok ginjal. Pasien yang melakukan cuci darah diletakkan di suatu alat yang disebut dialiser. Darah pasien diambil melalui arteri lalu dimasukkan ke dalam mesin dialiser untuk dicuci. Setelah bersih, darah dimasukkan ke dalam tubuh pasien kembali melalui vena. Cuci darah dilakukan sampai ginjal dapat berfungsi kembali.

Cara kedua yang dilakukan untuk menolong penderita gagal ginjal adalah dengan cangkok ginjal. Cangkok ginjal dilakukan melalui operasi. Cangkok ginjal dikatakan berhasil jika tubuh penderita dapat menerima ginjal baru. Jika ginjal baru tersebut ditolak oleh tubuh penderita, berarti proses cangkok ginjal dapat dikatakan gagal. Untuk mengatasi kejadian di atas, maka ginjal yang dicangkokkan ke tubuh penderita sebaiknya berasal dari ginjal anggota keluarga penderita sendiri.

2. Kencing Manis

Kencing manis disebabkan kekurangan hormon insulin. Hormon insulin adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Kekurangan hormon ini menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Adanya peningkatan kadar gula menyebabkan ginjal tidak mampu menyerap kelebihan gula dalam darah. Hal itulah yang menyebabkan urine penderita mengandung gula. Tanda-tanda seseorang menderita kencing manis, antara lain:
  • sering buang air kecil dalam jumlah banyak,
  • sering merasa lapar,
  • sering merasa haus (banyak minum), dan
  • tubuh terasa lemas.
Penderita kencing manis dapat kembali hidup normal jika melakukan pengobatan dan melakukan pola makan yang teratur.
LihatTutupKomentar