Sejarah Pahlawan Perjuangan Indonesia Dr. Kusuma Atmaja, SH. Dan Marsda TNI Prof.dr. Abdulrahman Saleh,Pahlawan Perjuangan Indonesia Dr. Kusuma Atmaja, SH.
Prof. Dr. Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmaja adalah salah satu pahlawan dan Ketua Mahkamah Agung Indonesia pertama dilahirkan di Purwakerto, Jawa Barat pada tanggal 8 September 1898 dalam sebuah keluarga terpandang sebagai Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmaja. Kusuma Atmaja pun dapat mengenyam pendidikan yang layak. Ia memperoleh gelar diploma dari Rechtshool atau Sekolah Kehakiman pada 1913.
Kusuma Atmaja mengawali kariernya sebagai pegawai pengadilan pada 1919. Beliau diangkat sebagai pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan di Bogor. Tahun itu juga, beliau mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hukumnya di Universitas Leiden Belanda. Pada tahun 1922, Kusuma Atmaja menyelesaikan studinya. Gelar Doctor In De Recht Geleerheid pun diperoleh dengan disertai yang berjudul De Mohamedaansche Vrome Stichtingen In Indie (Lembaga Ulama Isla Di Hindia Belanda). Dalam disertainya itu, Kusuma Atmaja menguraikan Hukum Wakaf di Hindia Belanda.
Pulang ke Hindia Belanda , Kusuma Atmaja langsung ditawari menjadi hakim di Raad Van Justitie (Setingkat Pengadilan Tinggi) Batavia. Setahun berkiprah disana, kusumah atmadja lanngsung diangkat menjadi voor zitter landraad (ketua pengadilan Negeri )di indramayu. Kiprahnya sebagai hakim punsemakin malang melintang di era Pemerintah Hindia Belanda. Ia pernah tercatat sebagai Hakim Pewngadilan Tinggi Padang, Ketua PN Semarang, dan Hakim PT Semarang.
Kariernya tidak berhenti sampai di situ. Bahkan ketika pemerintah berbagai dari Hindia Belanda ke Kusuma Atmaja ntetap eksis sebagai penjabat pengadilan. Pada tahun 1942, beliau menjabat sebagai Ketua Tihoo Hooin (Pengadilan Negeri) di Semarang. Selain itu, ia juga diangkat sebagai Pemerintah Kehakiman Jawa Tengah pada 1944. Kusuma Atmaja menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI pada tanggal 29 April 1945. Badan ini dibentuk sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan janji Jepang akan membantu proses kemerdekaan republic Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Kusuma Atmaja ditugaskan untuk membentuk lembaga peradilan Indonesia tertinggi yaitu Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tahun 1950. ia diangkat menjadi ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia dari tahun 1950 hingga beliau meninggal tahun 1952.Pada masa jabatannya ia memindahkan kedudukan MA ke Jakarta dari sebelumnya di Yogyakarta Beliau sendiri pernah diminta oleh Belanda untuk memimpin Negara boneka bentukan Belanda Negara Pasundan pada tahun 1947. Tapi beliau menolaknya.
Jabatan lain yang pernah disandang beliau adalah Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada dan Guru Besar Tinggi Kepolisian.Prof. Dr. Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmaja meninggal pada tanggal 11 Agustus 1952 di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata . Prof Dr Koesoemah Atmaja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No 124/1965.
Marsda TNI Prof.dr. Abdulrahman Saleh
Abdulrahman Saleh lahir di Jakarta pada tanggal 1 Juli tahun 1909. Begitu tamat dari MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs),ia melanjutkan pendidikannya ke AMS Malan. Selanjutnya ia memasuki Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundinge Hooge School) Subarabahingga tamat. beliau sangat berjasa dalam mengembangkan ilmu faal (fisiologi) hingga Universitas Indonesia pada tahun 1958 menetapkannya sebagai Bapak Ilmu faal Indonesia. Selain berprofesi sebagai dokter, Abdulrahman Saleh dikenal puka selaku tokoh kedirgantaraan Indonesia dan Berkat didikannya telah lahir pemuda-pemuda Indonesia yang kemudian berkiprah dalam dunia kedirgantaraan Indonesia.
Pada masa kedudukan Jepang, Abdulrahman Saleh membuat pemancar radio yang diberinya nama Siaran Radio Indonesia.Ia menyiarkan kondisi serta situasi Indonesia ke luar negeri. Berkat siarannya, masyarakat internasional mengetahui keadaan di Indonesia.Setelah Indonesia merdeka, ia diankat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun, Jawa Timur. Di kota Madiun itu beliau mendirikan Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara. Selain itu beliau juga mengajar di Sekolah Tinggi Kedokteran di Klaten, Jawa Tengah.
Ketika Belanda melancarkan Agresi pertamanya tanggal 21 Juni 1947. Masyarakat Internasional mengutuk keras serangan tersebut. Mereka juga memberikan bantuan non-militer kepada Indonesia. Palang Merah India dan Malaya menyediakan obat-obatan untuk bangsa Indonesia. Abdulrahman Saleh, Adisucipto dan Adi Sumarmo terbang dengan pesawat jenis Dakota (DC-3) bernomor registrasi VT-CLA untuk membawa obat-obatan bantuan tersebut.
Dan Ketika pesawat pembawa obat-obatan itu hendak mendarat di lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta. Pesawat pemburu Belanda berhasil menembak pesawat Dakota itu hingga pesawat itu terjatuh dan terbakar di daerah Ngoto, Selatan Yogyakarta. Kejadian yang mengenaskan itu terjadi pada tanggal 29 Juli tahun 1947.Abdulrahman Saleh gugur dalam peristiwa tersebut. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pekuncen, Yogyakarta. Pemerintah Indonesia mengangkat Komodor Udara TNI Pro. Dr. Abdulrahman Saleh sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1974. Namanya juga diabadikan untuk nama lapangan terbang di kota Malang.