Pengertian Lafal Dalam Puisi

Pengertian Lafal dalam Puisi - Membaca puisi harus mengerti ihwal intonasi, lafal, tekanan, jeda. Semua itu tidak sanggup dikesampingkan. Oleh lantaran itu Anda harus betul-betul memahami pengertian lafal, intonasi, tekanan, dan jeda. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra bebas, dalam arti ia tidak terikat dengan hukum yang ketat. Hal terpenting dari sebuah puisi yakni isi. Selain itu dalam puisi juga harus memakai diksi yang tepat. Diksi atau pilihan kata haru sempurna supaya tidak melenceng dari isi atau pesan yang akan disampaikan melalui puisi tersebut. 
Baiklah, disini kita akan membahasnya satu persatu supaya Anda sanggup memahami puisi secara mendalam.

1. Lafal
Tentu Anda sering mendengar kata “lafal”. Lafal terdapat dalam semua unsure bahasa, baik bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa lain di dunia. Lafal merupakan cara seseorang untuk mengucapkan bunyi dalam bahasa. Dalam bahasa Indonesia, bunyi bahasa mencakup vokal, konsonan, diftong, dan adonan konsonan. Adapun yang dimaksud dengannya sebagai berikut.
a. Vokal mencakup lambang a I, u, e, o
b. Konsonan dalam bahasa Indonesia mencakup b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z
c. Diftong mencakup ai, oi, au
d. Gabungan konsonan mencakup kh, ng, ny, dan sy
Itulah sedikit pengertian lafal dan klarifikasi lengkap ihwal lafal. Setelah ini akan dibahas mengenai unsure puisi yang lainnya.

2. Intonasi
Sering pastinya Anda membaca atau mendengar kata intonasi diucapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia terutama bahan puisi. Intonasi yakni lagu kalimat yang merupakan perpaduan antara tekanan dan jeda dari awal hingga selesai kalimat. Intonasi dalam pembacaan puisi akan menciptakan puisi lezat di dengar. Atau dengan kata lain intonasi merupakan tinggi rendahnya nada yang dipengaruhi oleh keras lemahnya bunyi pada kalimat.
Contohnya, dalamkalimat Tanya ibarat “Mengapa kau disini?”, intonasinya naik. Berbeda dengan kalimat “Aku baik-baik saja” maka intonasinya datar. Atau “Aku duka sekali”, intonasinya turun.

3. Tekanan
Terdapat 3 jenis tekana, antara lain:
a. Tekanan dinamik
Yaitu tekanan keras terhadap suatu kata sebagai tanda pengertian khusus. Adapun fungsi tekanan dinamik untuk mengalihkan pembicaraan, menyebutkan jenis-jenis benda atau hal berturut-turut, mementingkan tekanan pada kata yang dianggap penting.
b. Tekanan Nada
Merupakan ucapan terkait tinggi rendahnya bunyi untuk mengatakan suasana atau perasaan si pembaca puisi.
c. Tekanan tempo
Yaitu tekanan yang diucapkan dengan lambat pada kata-kata yang Anda anggap penting atau berarti.

4. Hal terakhir yang harus Anda perhatikan dalam membaca puisi yakni jeda. Jeda merupakan penghentian pengucapan sementara. Jeda ini ditandai dengan tanda titik, koma, titik koma, tanda tanya, titik dua, dan tanda seru.

Demikian ulasan mengenai pengertian lafal dan unsur puisi lainnya, supaya sanggup menambah wawasan dan membantu Anda berguru membaca puisi.
LihatTutupKomentar